Kesehatan Reproduksi


Kesehatan Reproduksi

                Kesehatan reproduksi adalah segala sesuatu yang menyangkut kesehatan seksual dan pendidikan seksual yang bertujuan untuk mencegah, menjaga, dan mengembalikan fungsi organ seksual dari gangguan.

Obat - obat Dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit. Obat dibuat dalam bentuk/sediaan yang berbeda-beda untuk pemberian per oral (lewat mulut), parenteral (suntikan) maupun topikal.

Vaksinasi adalah proses pemberian yakni melalui disuntikkan maupun diteteskan ke dalam mulut untuk meningkatkan produksi antibody guna menangkal penyakit tertentu. Imunisasi terbagi menjadi imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Vaksinasi termasuk imunisasi aktif. Imunisasi aktif dapat bertahan lebih lama daripada imunisasi pasif. Vaksin mengandung virus atau bakteri yang telah dilemahkan, serta protein mirip bakteri yang diperoleh dari pengembangan di laboratorium.

Imunisasi berikut ini sangat dianjurkan diantaranya :

1.      Influenza : wanita yang ingin mengurangi kesempatan mereka untuk terkena influenza atau yang memiliki indikasi medis atau pekerjaan yang mengharuskan menerima dosis tahunan vaksin influenza. Wanita yang sehat, tidak hamil di bawah usia 50 tanpa kondisi medis berisiko tinggi dan yang tidak kontak dekat dari orang immunocompromised dapat menerima vaksin influenza (laiv) atau trivalent vaksin dilemahkan (TIV)

2.      Td / Tdap (tetanus dan difteri vaksin (Td)/ tetanus, difteri dan pertusis aselular vaksin (Tdap)) : wanita yang sudah mendapat diphtheria- dan tetanus toksoid vaksin harus menerima dosis booster tetanus dan difteri vaksin (Td) setiap sepuluh tahun. Satu dosis tetanus, difteri dan pertusis aselular vaksin (Tdap) harus diganti untuk penguat Td pada wanita yang belum pernah menerima Tdap. Memastikan bahwa perempuan saat ini dengan mereka penguat Td/Tdap membantu melindungi bayi dari tetanus neonatal dan pertusis

Imunisasi yang direkomendasikan untuk wanita yang berisiko untuk sebuah penyakit dan yang tidak memiliki riwayat imunitas, atau bagi siapa saja :

1.      Hepatitis A

Nama Generik             : Vitamin A

Nama Dagang             : Vitamin A IPI

Dosis Pemakaian         :Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk orang dewasa telahiditetapkan: pria 14 tahun ke atas-900 mcg/hari (3000 IU); wanitai14 tahun dan lebih tua-700 mcg/hari (2300 IU); kehamilan padaiusia 14 hingga 18 tahun-750 mcg/hari (2500 IU); 19 tahun keiatas-770 mcg/hari (2600 IU); laktasi pada usia 14 hingga 18itahun-1200 mcg/hari (4000 IU); 19 tahun ke atas-1300 mcg/hari i(4300 IU).

Indikasi                      : Meningkatkan daya kesehatan ibu terhadap penyakit dan infeksiiseperti campak dan diare, membantu proses penglihatan daniadaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap, mencegahikelainan pada sel – sel epitel termasuk pada selaput lendir mata, mencegah terjadinya proses metaplasia sel – sel epitel sehingga kelenjar tidak memproduksi cairan yang menyebabkan terjadinyaikekeringan pada mata, dan untuk mencegah dan mengobati defisinsi vitamin A yang lainnya.

Kontra Indikasi           : Hipersensitivitas

2.      Hepatitis B

Nama Generik             : Vaksin

Nama Dagang             : Engerix-B

Dosis Pemakaian         : 425 mg

Indikasi                       : Mencegah infeksi hepatitis B

Kontra Indikasi           : Hipersensitivitas terhadap komponen vaksin

3.      Human papillomavirus (HPV)

Nama Generik             : Vaksin

Nama Dagang             : Gardasil, Cervarix

Dosis Pemakaian        : Diberikan sebanyak 3 dosis yang terpisah. Setelah dosis pertama,dosis kedua dan yang ketiga diberikan 2 bulan dan 6 bulan kemudian

Indikasi                    :Mencegah human papilloma virus (HPV) yang dapat menyebabkan kanker serviks

Kontra Indikasi           : Hipersensitivitas

4.      Campak, gondok, dan rubella (MMR)

Nama Generik             : Vaksin

Nama Dagang             : Priorix tetra, measles and rubella vaccine, trimovax marieux

Dosis Pemakaian         : 0,5 ml secara subkutan dalam atau injeksi intramuskular

Indikasi                       : Untuk mencegah terjadinya sindrom rubella kongenital pada bayi baru lahir.

Kontra Indikasi           : Hipersensitivitas

5.      Meningokokus

Nama Generik             : Vaksin

Nama Dagang             : Menactra, Menyeo, Menomune

Dosis Pemakaian         : Satu dosis 0,5ml

Indikasi                       : Wanita berisiko terinfeksi meningokokus

Kontra Indikasi           : Hipersensitivitas

6.      Pneumokokus

Nama Generik             : Vaksin

Nama Dagang             : Prevnae

Dosis Pemakaian         : Diberikan dalam 3 dosis dasar dan 1 kali dosis boosting

Indikasi                       : Mencegah penyakit pneumokokus

Kontra Indikasi           : Hipersensitivitas

7.      Imunisasi TT

Pencegahan terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan penuh.

TT I

TT II : dengan interval 4 minggu setelah TT I dengan lama 3 tahun

TT III: dengan interval 6 bulan setelah TT II dengan lama 5 tahun

TT IV : dengan interval 1 tahun setelah TT III dengan lama 10 tahun

TT V  : dengan interval 1 tahun setelah TT IV dengan lama 25 tahun

8.      Vaksin lainnya

1)      Vaksin meningitis yang diberikan bagi jamaah calon haji atau yang ingin pergi ke wilayah sub-sahara afrika

2)      Vaksin yellow fever dan Japanese encephalitis yang diberikan jika bepergian ke negara Afrika Selatan

3)      Vaksin rabies yang diberikan pada orang yang sering kontak dengan hewan, seperti dokter hewan, pemilik hewan peliharaan, pekerjaan laboratorium, atau pergi ke daerah endemis yang berisiko kontak dengan hewan atau individu yang menderita rabies.

4)      Vaksin berikut ini yang tidak dianjurkan untuk wanita hamil berencana untuk perjalanan yaitu :

-          Bacille Calmette-Guerin (BCG)-TB

-          Vaccinia (cacar)

Kontrasepsi hormonal

1.      Pil KB kombinasi progestin dan estrogen

2.      Pil KB progestin

3.      Suntikan KB 3 bulan mengandung hormone progestin

4.      Suntikan KB 1 bulan mengandung kombinasi hormone progestin dan hormone estrogen

FE

Setiap tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil, sekurangnya mengandung

-          Zat besi setara dengan 60 mg besi elemental (dalam bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Gluconat)

-          Asam folat 0,400mg

 

Alat - Alat Yang Digunakan Dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi

1.      Mammogram

Alat ini dapat membantu menemukan pertumbuhan yang terlalu kecil untuk dirasakan selama pemeriksaan payudara.

2.      Infertilitas

Dua perawatan yang paling umum yaitu, inseminasi intrauterine (IUI) dan fertilitas in vitro (IVF)

3.      Kanker Serviks

Yaitu test pap yang dapat menemukan perubahan sel pra-kanker serviks. Pap Smear biasanya bagian dari pemeriksaan panggul

4.      Test HPV

Untuk mendeteksi jenis resiko tinggi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks

5.      Kolposkopi

Adalah cara untuk mendapatkan tampilan close-up dari leher Rahi

6.      Cryotherapy

Pengobatan untuk sel-sel abnormal leher rahim, test ini dilakukan dengan menerapkan bahan-bahan kimia yang sangat dingin untuk leher rahim untuk membekukan sel

7.      LEEP

Pengobatan untuk sel-sel abnormal pada leher rahim, test ini untuk menghilangkan jaringan abnormal dengan memotong dengan menggunakan loop kawat tipis yang membawa arus listrik

8.      Pemeriksaan Gynekologi

GYN check out kesehatan wanita, terutama kesehatan seksual dan reproduksi

 

Sistem Asuhan Dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Pelayanan Kesehatan Reproduksi :

Terdiri dari pelayanan kesehatan sebelum hamil, masa hamil, masa melahirkan dan masa sesudah melahirkan (nifas).Pelayanan kesehatan reproduksi dilaksanakan di fasilitas kesehatan perorangan dan fasilitas kesehatan masyarakat tingkat pertama, tingkat kedua dan tingkat ketiga.

 

Ruang Lingkup :

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana

3. Kesehatan Reproduksi Remaja

4. Infeksi Menular Seksual, termasuk HIV dan AIDS

5. Kesehatan Reproduksi pada Lanjut Usia

           Ruang Lingkup :

1.Kesehatan ibu dan anak

a.       Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak prasekolah.

b.      Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.

c.       Pemantauan tumbuh kembang balita.

d.      Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi.

e.       Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.

f.       Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam penyakit ringan.

g.      Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari).

h.      Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta kader-kader kesehatan.

2.Keluarga berencana ( KB )

-           komunikasi, informasi dan edukasi

-           konseling

-           pelayanan kontrasepsi

-           pelayanan infertilitas

-           pendidikan seks atau sex education

-           konsultasi pra perkawinan dan  konsultasi perkawinan

-           konsultasi genetik

3.Kesehatan reproduksi remaja

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.

Masalah kesehatan reproduksi remaja mulai menjadi perhatian pada beberapa tahun terakhir ini karena beberapa alasan:

-          Ancaman HIV/AIDS menyebabkan perilaku seksual dan kesehatan y yreproduksi remaja muncul ke permukaan. Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja. Demikian pula halnya dengan kejadian IMS yang tertinggi di remaja, khususnya remaja perempuan, pada kelompok usia 15-29.3

-          Walaupun angka kelahiran pada perempuan berusia di bawah 20 tahun menurun, jumlah kelahiran pada remaja meningkat karena pendidikan seksual atau kesehatan reproduksi serta pelayanan yang dibutuhkan.

-          Bila pengetahuan mengenai KB dan metode kontrasepsi meningkat pada pasangan usia subur yang sudah menikah, tidak ada bukti yang menyatakan hal serupa terjadi pada populasi remaja.

-          Pengetahuan dan praktik pada tahap remaja akan menjadi dasar perilaku yang sehat pada tahapan selanjutnya dalam kehidupan. Sehingga, investasi pada program kesehatan reproduksi remaja akan bermanfaat selama hidupnya.

-          Kelompok populasi remaja sangat besar; saat ini lebih dari separuh populasi dunia berusia di bawah 25 tahun dan 29% berusia antara 10-25 tahun.

Pelayanan kesehatan reproduksi yang direkomendasikan adalah:

-          konseling , informasi dan pelayanan Keluarga Berencana (KB)

-          pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang aman, pelayanan bayi baru lahir/neonatal)

-          pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual (PMS), termasuk pencegahan kemandulan

-          Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)

-          Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesehatan reproduksi

 

4.Infeksi menular seksual, termasuk HIV dan AIDS

Peningkatan kejadian HIV dan AIDS yang bervariasi mulai dari epidemi rendah, epidemi terkonsentrasi dan epidemi meluas, perlu dilakukan upaya penanggulangan HIV dan AIDS secara terpadu, menyeluruh dan berkualitas;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1285/Menkes/SK/X/2002 tentang Pedoman Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan pelayanan kesehatan, serta kebutuhan hukum.

Ruang Lingkup:

Peraturan Menteri ini meliputi penanggulangan HIV dan AIDS secara komprehensif dan berkesinambungan yang terdiri atas promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.

Tujuan:

-          menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru;

-          menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS;

-          meniadakan diskriminasi terhadap ODHA;

-          meningkatkan kualitas hidup ODHA; dan

-          mengurangi dampak sosial ekonomi dari penyakit HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat.

5.Kesehatan reproduksi pada lanjut usia

a.       Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi Lansia ( Lanjut Usia )

Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh

Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.

a.       Perhatian pada problem meno/andro-pause

b.      Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis.

c.       Deteksi dini kanker rahim dan kanker Rahim

d.      Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.

e.       Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.

Asuhan yang diberikan :

1.      Perhatian pada problem menopause

2.      Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis. Berkurangnya hormone estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan berbagai keluhan sebagai berikut :

a.       Penyakit jantung coroner

b.      Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik ( HDL ) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik ( LDL ) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.

c.       Osteoporosis

d.      Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

e.       Gangguan mata

f.       Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang.

g.      Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ).

h.      Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan.